Begini ceritanya, kami janjian untuk naik KA Ekonomi dari Stasiun Kota atau terkenalnya dengan nama Beos yang keberangkatan jam 07.50 WIB, sudah beli tiket Rp. 5.000/org. dan ternyata salah satu team kami ada yang kesiangan dan ketinggalan kereta hingga akhirnya kami harus mencari cara lain untuk tiba ke Rangkasbitung lebih cepat.
Plan lain adalah dengan naik bus dari Tanjung Priuk, jadi dari Beos kami langsung bergegas ke tanjung priuk nain mikrolet sekali naik. Setiba di Priuk kebetulan bus tidak terlalu lama ngetem dan langsung berangkat. Ongkos Tanjung Priuk – Rangkasbitung Rp. 32.000,-/orang (Update Des 2015) naik bus Primajasa. Sekitar 3 jam akhirnya kami tiba di Terminal Mandala Rangkasbitung, suasana terminal penuh dengan tukang ojek yang menawarkan jasa sampe narik-narik baju. Kami jadi risi dan tidak nyaman dengan kerumunan tukang ojek di kawasan ini, sebagai pelarian, kami langsung menuju ke Warteg dan Kedai Baksi yang ada di sekitar terminal. Disitu kami diskusi untuk tahap selanjutnya.
Seusai makan, kami keluar dan tetap saja ternyata kerumunan tukang ojek terus menerus membuntuti kami dan menawarkan jasa dan selalu kami tolak. Dengan keadaan seperti ini kami jadi paranoid untuk bertanya kepada siapa.
Sekalian beli minum, kami singgah ke Indomaret yang berada tepat di seberang terminal sambil bertanya akses menuju Stasiun Rangkas bitung, ternyata tidak terlalu sulit yang menurut tukang ojek di terminal tadi susah angkot dari terminal Mandala menuju
Setibanya di Stasiun, cuaca mendadak hujan deras padahal kami belum mendapatkan info apa-apa sama sekali. Sedikit koordinasi dengan Orang Baduy dan keliling-keliling mencari warung makan sambil ujan-ujanan akhirnya dapet beberapa informasi seperti konsumsi, elf dan biaya-biaya lainnya.
Setelah beberapa info kami dapat, kami langsung bergegas pulang dengan naik kereta sambil agak basah abis ujan-ujanan. So di hari itu hari berasa berjalan sangat cepat, seolah tanpa jeda sama sekali. Kelelahan, capek berbaur di hari itu.